Kamis, 05 Mei 2016

gambara siklus hidrologi, sulfur, nitrogen, oksigen dan karbon beserta penjelasannya







SIKLUS HIDROLOGI

  1. Pendek = hujan terjadi di atas laut
  2. Sedang = hujan terjadi di daratan
  3. Panjang = hujan menjadi hujan es atau salju 

Siklus Hidrologi

1. Evaporasi
evaporasi merupakan penguapan yang bersumber dari badan air atau perairan, misalnya penguapan air laut, air sungai, air danau, dan air kolam.
2. Transpirasi
transpirasi merupakan penguapan yang berasal dari embun pernafasan mahluk hidup, misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan. Buktinya coba Anda bernafas menempel pada kaca, pasti akan ada embun atau uap hasil pernafasan.
3. Kondensasi
kondensasi merupakan perubahan wujud dai uap air menjadi awan yang terjadi di atmosfer bumi.
4. Transportasi
transportasi merupakan tenaga penggerak awan yang akan membawa awan jenuh air ke tempat turunya hujan. Agen transportasi dalam siklus hidrologi adalah angin.
5. Presitipasi
presipitasi sering juga disebut sebagai hujan. presitipasi merupakan proses jatuhnya butiran-butiran air dari awan ke permukaan bumi.
6. Run off
run off sering juga disebut sebagai aliran permukaan. run off merupakan aliran air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi, misalnya melalui sungai, selokan, irigasi, dsb ke tempat yang lebih rendah hingga sampai ke laut.
7. Infiltrasi
infiltrasi merupakan meresapnya atau masuknya air hujan ke dalam tanah secara vertikal. air hujan yang akan masuk ke dalam tanah dapat masuk terus ke dalam tanah dan mengalir di bawah tanah.
8. Perkolasi
perkolasi merupakan aliran air di dalam tanah setelah terjadinya proses infiltrasi. air mengalir menuju tempat yang rendah dan bermuara di laut.
9. Sublimasi 
sublimasi merupakan perubahan wujud dari awan hujan menjadi awan es atau salju. sublimasi hanya terjadi pada siklus hidrologi panjang.
SIKLUS KARBON

Pengertian dan Gambar Siklus Karbon (Lengkap) - Karbon merupakan unsur dasar penyusun makhluk hidup, oleh karena itu karbon disebut sebagai senyawa organik. Karbon merupakan unsur dalam bentuk gas. Pergerakannnya di dalam suatu ekosistem berbarengan dengan aliran energi pada rantai makanan serta poses kimiawi yang berlangsung pada makhluk hidup. Karbon terdapat dalam bentuk gas berasosiasi dengan oksigen membentuk karbondioksida dan karbonmonoksida. 

Kadar gas karbondioksida di atmosfer sekitar 0,03% dari total semua gas yang ada, namun siklus karbon berlangsung sangat cepat. Jumlah karbondioksida ini sangat bervariasi tergantung musim, konsentrasi karbodioksida ketika musim panas akan turun, sedangkan ketika musim dinginjumlah meningkat.  Tumbuhan sangat bergantung dengan gas karbondioksida di atmosfer untuk menghasilkan senyawa karbon komplek (glukosa) melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh suhu, suhu yang rendah (dingin) akan membuat enzim- enzim fotosintesis tidak aktif oleh karena itu, ketika suhu dibawah optimum, maka proses fotosintesis menurun, dengan demikian kadar karbon di atmosfer semakin meningkat. Siklus karbon tak hanya berasal dari satu proses kehidupan, namun juga oleh proses abiotik yang terjadi di alam. Berikut uraian lengkap mengenai siklus karbon.


a. Respirasi 
Respirasi merupakan reaksi pembakaran yang berlangsung pada semua organisme. Dalam proses ini membutuhkan senyawa karbon kompleks (glukosa) yang merupakan hasil fotosintesis tumbuhan.  Kelompok organisme heterotrof (organisme yang tidak mampu berfotosintesis) memperolah asupan karbon kompleks dari organisme lain. Dengan demikian terjadi aliran dari satu organisme (komponen biotik) ke organisme lain. Pada respirasi ini akan menghasilkan senyawa karbon buanngan dalam bentuk karbondioksida yang dibuang ke atmosfer. Melalui reaksi respirasi, aliran senyawa karbon di atmosfer yang diambil untuk fotosintesis akan dikembalikan. 
b. Fotosintesis
Berbeda dengan respirasi, fotosintesis haya dilakukan oleh organisme berklorofil (tumbuhan, alga). Reaksi fotosintesis memerlukan senyawa karbon yang terdapat di atmosfer (dalam bentuk karbondioksida) untuk membentuk senyawa karbon yang lebih kompleks, glukosa, yang merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh semua organisme hidup. Senyawa karbon di atmosfer berasal dari berbagai proses biotik (rspirasi, penguraian) maupun dari proses abiotik (pembakaran). 

Dalam lingkungan akuatik, senyawa karbon akan bereaksi dengan senyawa air membentuk senyawa asam bikarbonat yang merupakan sumber karbon bagi organisme autotrof perairan . asam bikarbonat akan dipecah kemblai menjadi senyawa penyusunnya (air, dan karbondioksida), ketika akan digunakan untuk berfotosintesis oleh tumbuhan air dan alga. Secara keseluruhan, jumlah senyawa karbon dalam bentuk anorganik (hasil perombakan) di dalam lautan sekitar 50 kali lebih banyak dibanding di atmosfer. Oleh karena itu, lautan dapat berfungsi sebagai penyangga yang akan menyerap sejumlah karbon yang ditambahkan di atmosfer melalui pembakaran. 

Dekomposisi atau penguraian dilakukan organisme pengurai (dekomposer), yaitu bakteri dan juga jamur. Sejumlah karbon dapat berpindah dari suatu komponen abiotik ke kemoponen biotik, dan komponen biotik satu ke komponen biotik lainnya melaui rantai makanan. Dalam aliran rantai makanan juga terjadi aliran materi senyawa karbon. Namun, tak semua senyawa karbon berpindah dari satu komponen ke komponen lain. Akumulasi senyawa karbon dalam jumlah besar masih ditemukan pada suatu organisme, contoh senyawa karbon tersimpan dala jaringan kayu yang relatif tahan lama (dapat ratusan tahun). Oleh karena itu, perpindahan senyawa karbon dalam siklus ini akan menjadi sangat lama. Proses penguraian (perombakan) senyawa karbon tersebut menjadi komponen yang paling kecil (detritus) yang dilakukan oleh detritivora menjadi alternatif pengembalian senyawa karbon ke atmosfer.  
d. Pembakaran
Pembakaran kayu serta bahan bakar fosil merupakan penyumbang senyawa karbondioksida yang paling cepat ke atmosfer. Kandungan senyawa karbon yang terakumulasi di dalam sebuah batang pohon bersifat tahan lama, proses pembakaran akan mengembalikan senyawa karbon yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kadar karbon di atmosfer akan meningkat tajam. Fosil (sisa kerangka, atau organisme yang telah mati) masih menyimpan senyawa karbon. 

Sisa-sisa fosil jutaan tahun yang lalu, membentuk seyawa karbon lain yang dapat menjadi bahan bakar, seperti batu bara, minyak bumi. Proses ini merupakan hasil dari perombakan yang dilakukan oleh dekomposer yang berlangsung sangat lama.  Proses pembakaran merupakan jalur tercepat pengembalian senyawa karbon ke atmosfer. Terlalu banyak menggunakan bahan bakar fosil serta pembakaran pohon batang akan meningkatkan kadar karbondioksida yang sangat tajam. Tingginya angka karbondioksida di atmosfer akan menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab  global warming.

DAUR OKSIGEN


Oksigen atau yang dalam rumus kimia diwakili huruf “O” adalah unsur yang paling penting dalam menunjang kehidupan di bumi. Molekul gas ini terdiri dari 2 unsur oksigen yang saling berikatan membentuk O2. Unsur oksigen dikatakan penting karena ia memiliki fungsi yaitu digunakan sebagai bahan bakar makanan (sari makanan) dalam metabolisme tubuh manusia dan hewan untuk menghasilkan energi.

Proses Daur Oksigen

Sumber oksigen paling besar berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan. Tumbuhan dan manusia atau hewan adalah komponen penyusun ekosistem yang mempengaruhi terjadinya proses atau daur oksigen di alam semesta. Adapun daur oksigen tersebut dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.
  1. Proses fotosintesis tumbuhan dan alga menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dilepaskan ke atmosfer.
  2. Kemudian O2 dihirup oleh manusia dan hewan melalui respirasi atau pernafasan.
  3. Oksigen oleh manusia dan hewan kemudian digunakan sebagai bahan bakar sari makanan melalui proses metabolisme dalam tubuhnya masing-masing.
  4. Metabolisme manusia dan hewan menghasilkan CO2 yang kemudian dilepaskan ke atmosfer.
  5. Aktivitas industri juga dapat bekerja saat oksigen tersedia dan membuang CO2 ke atmosfer sebagai limbah industri.
  6. Senyawa hasil respirasi makhluk hidup dan pembakaran industri adalah CO2 dan H2O. Kedua senyawa ini kemudian digunakan kembali oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
  7. Begitu seterusnya sehingga daur oksigen dapat terus berlanjut.

SIKLUS NITROGEN

 

Penjelasan Siklus Nitrogen Beserta Gambar (Lengkap) - Nitrogen merupakan unsur terbesar yang terdapat di atmosfer (80 %). Nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun asam amino yang merupakan protein yang temukan pada semua organisme bahkan sampai ke virus.  Protein merupakan salah satu senyawa kimia utama yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein memiliki peranan vital bagi organisme, seperti fungsi struktural maupun fungsi dungsional di dalam tubuh. 

Protein bahkan menyusun materi genetik yang berperan sebagai pengatur di dalam tubuh serta yang akan diwariskan kepada keturunannya. Nitrogen di alam dalam bentuk gas N2 yang tidak dapat digunakan baik oleh tumbuhan maupun hewan. Berbeda dengn tumbuhan dan hewan, bakteri mapu menggunakan nitrogen dalam bentuk gas (N2) untuk metabolismenya, dan menghasilkan senyawa nitrogen dalam bentuk lain, amonium (NH4) dan nitrat (NO3).

Dua jalur utama masuknya nitrogen ke dalam suatu ekosistem. Jalur pertama nitrogen besaral dari deposit nitrogen atmosfer yang berjumlah sekitar 5% samai 10%. Dalam jalur inii baik- amonium maupun nitrat yang terlarut air hujan maupun yang terbawa oleh debu- debu dapat memasuki suatu ekosistem untuk selanjutnya digunakan oleh tumbuhan. Sedangkan jalur yang kedua masuknya nitrogen ke dalam suatu ekosistem ialah melalui serangkaian reaksi kimia yang dibantu oleh mikroorganisme. 

1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi (pengikatan) nitrogen hanya dapat dilakukan oleh prokariota (bakteri dan alga) tertentu yang mampu mengikat senyawa nitrogen dalam bentuk N2 (nitrogen anorganik) menjadi nitrogen organik dengan mengubahnya menjadi asam amino yang merupakan penyusun protein. Keberadaan prokariota pengikat nitrogen amat penting bagi suatu ekosistem mengingat peranan nitrogen ialah struktural senyawa protein yang menjalankan banyak fungsi vital di dalam tubuh.

Nitrogen difiksasi oleh bakteri di ekosistem terestrial dan juga bakteri yang bersimbiosis dengan akar tanaman Leguminoceae, Rhizobium leguminosa. Sedangkan pada ekosistem akuatik terdapat populasi sianobakteria (alga prokariot) yang mampu mengikat nitrogen bebas dari atmosfer masuk ke badan air yang dapat digunakan oleh tmbuhan air dan alga untuk nutrisi pertumbuhan.

Mikroorganisme pengikat nitrogen menggunakan senyawa tersebut untuk reaksi metabolisme di dalam tubuhnya. Hasil samping dari reaksi fiksasi ini akan menghasilkan senyawa amoniayang menjadi prekursor pertama kali nitrogen organik yang dapat digunakan oleh tumbuhan. 

2. Nitrifikasi

Merupakan reaksi kimia metabolisme amonium (NH4) oleh bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrosococus) yang menghasilkan senyawa nitrit (NO2). Amonia (NH3) hasil fiksasi N2 yang dibebaskan ke dalam tanah akan bereasi dengan ion Hidrogen sehingga membentuk senyawa amonium (NH4) yang bersifat asam dan dapat digunakan secara langsung oleh tumbuhan. Amonia (NH3) merupakan senyawa nitrogen dalam bentuk gas, sehingga dapat menguap ke atmosfer. Pada saat ini amonia mampu membentuk amonium dengan berikatan dengan ion hidrogen. Amonium yang terbentuk di atmosfer akan ikut terbawa dengan aliran hujan yang akan membasahi bumi. Kandungan amonium ini akan mempengaruhi pH tanah di suatu ekosistem. 

Amonium yang terakumulasi ditanah sebagian besar dimanfaatkan oleh bakteri nitrit untuk menghasilkan energi dan akan menghasilka senyawabuangan NO2. Selanjutnya senyawa nitrit akan digunakan oleh bakteri nitrat (Nitrobacter) yang menghasilkan senyawa nitrat (NO3). Senyawa nitrat jauh lebih “ramah” dibanding senyawa nitrogen lainnya. Senyawa ini dapat digunakan oleh tumbuhan secara langsung untuk diasimilasi menjadi senyawa nitrogen organik, asam amino yang akan menyusun protein. Hewan mendapat asupan nitrogen dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lain melalui rantai makanan pada suatu ekosistem. 

3. Denitrifikasi

Adalah suatu reaksi kimia yang merombak senyawa nitrat menjadi senyawa N2 ke atmosfer. Denitrifikasi dilakukan oleh bakteri denitrifikans yang membantu pengembalian senyawa nitrogen ke atmosfer. 

4. Amonifikasi

Sedangkan amonifikasi ialah penguraian nitrat menjadi amoniun (NH4) melalui proses penguraian yang dibantu oleh dekomposer (bakteri dan jamur). Pembebasan akumulai nitrogen pada organisme yang telah mati akan sangat lama siklusnya jika tidak dibantu oleh dekomposer. Sang pengurai menggunakan senyawa nitrogen organik kompleks (protein/asam amino) untuk memenuhi nutrisinya) dan dalam reaksi ini mengembalikan senyawa amonium yang akan menggantikan senyawa amonium yang telah digunakan bai oleh mikroorganisme maupun tumbuhan.

PENGERTIAN SIKLUS SULFUR

            Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
            Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
            Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Hujan asam juga dapat disebakan oleh  polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll.  Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme.
beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap proses trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S
S SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4
H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
3. H2S
SO4  => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik
SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR
  
            Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
            Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
  

Rabu, 04 Mei 2016

makalah proklamasi kemerdekaan indonesia




MAKALAH SEJARAH INDONESIA
ISMI RIYANI
 


PEMBIMBING : MEGAWATI, S.Pd
SMA NEGERI 3 BUKITTINGGI
 

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan RidhaNya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang Insya Allah akan bermanfaat bagi saya sebagai penulis, serta teman teman, bapak/ibu guru yang membaca makalah saya ini.
Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran pembuatan makalah ini. Khususnya kepada ibu Megawati, S. Pd, yang sangat berperan dalam pengarahan pembuatan proposal usaha ini.






Penyusun











DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang ................................................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
C.     Tujuan .............................................................................................................................. 3
Bab II Penjelasan
A.    Dampak Pendudukan Jepang Di Indonesia ....................................................................... 4
B.      Janji Kemerdekaan Yang Diberikan Jepang Kepada Indonesia ......................................... 7
C.      Terbentuknya PPKI ......................................................................................................... 8
D.      Jepang Kalah Dari Sekutu ............................................................................................... 8
E.       Proses Penculikan Yang Terjadi Terhadap Soekarno-Hatta ..............................................10
F.       Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi ..................................................................... ...11
G.      Pembacaan Proklamasi .................................................................................................. 13
H.      Makna Proklamasi Indonesia ......................................................................................... 14
    BAB III Penutup
  1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 15
  2. Saran .............................................................................................................................. 15
    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15









BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dikarenakan salah satu Kompetensi Dasar Sejarah untuk kelas 11 Semester 2 adalah Peristiwa Proklamasi Indonesia. Dan juga untuk menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya. Serta, menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Maka saya membuat makalah ini dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
  1. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana dampak pendudukan Jepang di Indonesia?
    2. Bagaimana janji kemerdekaan yang diberikan Jepang kepada Indonesia?
    3. Bagaimana terbentuknya PPKI?
    4. Bagaimana Jepang kalah dari sekutu?
    5. Bagaimana proses penculikan yang terjadi terhadap soekarno-hatta?
    6. Bagaimana perumusan teks proklamasi hingga pagi?
    7. Bagaimana pembacaan proklamasi?
    8. Bagaimana makna dari proklamasi Indonesia?
  2. Tujuan
    1. Mengetahui dampak pendudukan Jepang di Indonesia.
    2. Mengetahui janji kemerdekaan yang diberikan Jepang kepada Indonesia.
    3. Mengetahui terbentuknya PPKI.
    4. Mengetahui Jepang kalah dari sekutu.
    5. Mengetahui proses penculikan yang terjadi terhadap soekarno-hatta.
    6. Mengetahui perumusan teks proklamasi hingga pagi.
    7. Mengetahui pembacaan proklamasi.
    8. Mengetahui makna proklamasi Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Dampak pendudukan Jepang di Indonesia
a.   Bidang Politik
Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa  Belanda dan mewajibkan  penggunaan bahasa  Jepang. Struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan keinginan Jepang, misalnya desa dengan Ku,kecamatan dengan So,kawedanan dengan Gun, kotapraja dengan Syi, kabupaten dengan Ken, dan  karesidenan dengan Syu. Setiap upacara bendera dilakukan  penghormatan kearah  Tokyo dengan membungkukkan badan  90 derajat yang ditujukan  pada Kaisar Jepang Tenno Heika.
Seperti telah diterangkan di atas bahwa Jepang juga membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat  dan  angkatan laut.  Angkatan   darat  yang meliputi Jawa-Madura berpusat di Batavia. Sementara itu di Sumatera berpusat di Bukittinggi, angkatan lautnya membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian, sebagai  pusatnya  di Ujungpandang. Pemerintahan itu berada dibawah pimpinan Panglima Tertinggi Jepang untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat (Vietnam).
Jepang   juga  membentuk  organisasi-organisasi dengan  maksud     sebagai alat   propaganda,  seperti   gerakan   Tiga  A  dan   Gerakan   Putera,   tetapi gerakan  tersebut gagal  dan  dimanfaatkan oleh  kaum  pergerakan sebagai wadah   untuk   pergerakan  nasional.   Tujuan  utama   pemerintah  Jepang adalah  menghapuskan pengaruh Barat dan  menggalang masyarakat  agar memihak  Jepang.  Pemerintah  Jepang  juga  menjanjikan  kemerdekaan bagi bangsa   Indonesia  yang  diucapkan  oleh  PM Tojo  dalam  kunjungannya ke Indonesia  pada   September   1943.   Kebijakan  politik  Jepang   yang  sangat keras itu membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia  terutama kaum nasionalis untuk segera mewujudkan cita-cita mereka,  yaitu Indonesia merdeka.
b.   Keadaan Sosial-Budaya dan Ekonomi
Untuk   membiayai   Perang   Pasifik,  Jepang   mengerahkan  semua   tenaga kerja dari Indonesia.  Mereka  dikerahkan  untuk  membuat benteng-benteng pertahanan.  Mula-mula  tenaga  kerja  dikerahkan   dari  Pulau  Jawa  yang padat   penduduknya.  Kemudian   di  kota-kota  dibentuk   barisan   romusa sebagai  sarana  propaganda.  Propaganda yang  kuat  itu  menarik  pemuda- pemuda untuk  bergabung dengan sukarela.  Pengerahan tenaga kerja yang mulanya sukarela lama-lama  menjadi paksaan.  Desa-desa  diwajibkan untuk menyiapkan  sejumlah  tenaga romusa.  Panitia pengerahan disebut  dengan Romukyokai,  yang ada disetiap daerah.
Para pekerja romusa itu diperlakukan  dengan kasar dan kejam. Mereka tidak dijamin  kehidupannya, kesehatan  dan  makan  tidak  diperhatikan. Banyak pekerja  romusa  yang  jatuh  sakit  dan  meninggal.   Untuk  mengembalikan citranya, Jepang mengadakan propaganda dengan menyebut pekerja romusa sebagai “pahlawan pekerja”  atau “prajurit ekonomi”. Mereka digambarkan sebagai  sosok yang suci  dalam menjalankan tugasnya. Para pekerja romusa itu juga dikirim ke Birma, Muangthai, Vietnam, Serawak, dan Malaya.
Saat  itu  kondisi  masyarakat   menyedihkan. Bahan  makanan sulit  didapat akibat  banyak  petani  yang menjadi  pekerja  romusa.  Gelandangan di kota- kota  besar  seperti  Surabaya,   Jakarta,  Bandung,   dan  Semarang   semakin tumbuh sumbur.  Tidak  jarang  mereka  mati  kelaparan   di  jalanan  atau  di bawah   jembatan.  Penyakit  kudis  menjangkiti   masyarakat.   Pasar  gelap tumbuh  di  kota-kota  besar.   Barang-barang  keperluan   sulit  didapatkan dan  semakin  sedikit jumlahnya.  Uang  yang  dikeluarkan  Jepang  tidak  ada jaminannya,  bahkan  mengalami  inflasi yang  parah.  Bahan-bahan pakaian sulit didapatkan, bahkan  masyarakat   menggunakan karung  goni  sebagai bahan  pakaian mereka.  Obat-obatan juga sangat  sulit didapatkan.
Semua objek vital dan alat-alat  produksi dikuasai Jepang dan diawasi sangat ketat.  Pemerintah  Jepang  mengeluarkan peraturan untuk  menjalankan perekonomian. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.  Banyak perkebunan yang dirusak dan diganti tanamannya untuk  keperluan  biaya perang.  Rakyat dilarang menanam tebu dan  membuat gula.  Beberapa  perusahaan swasta  Jepang  yang menangani pabrik gula adalah Meiji Seito Kaisya.
Masyarakat juga diwajibkan untuk melakukan pekerjaan yang dinilai berguna bagi masyarakat  luas, seperti memperbaiki  jalan, saluran air, atau  menanam pohon  jarak. Mereka  melakukannya  secara  bergantian. Untuk  mejalankan tugas  tersebut dengan baik, maka dibentuklah tonarigumi  (rukun tetangga) untuk memobilisasi massa dengan efektif.
Sementara itu, komunikasi di Indonesia mengalami kesulitan baik komunikasi antar  pulau  maupun komunikasi  dengan dunia  luar,karena  semua  saluran komunikasi dikendalikan oleh Jepang.  Semua nama-nama kota yang menggunakan bahasa   Belanda  diganti  dengan Bahasa  Indonesia,  seperti Batavia menjadi Jakarta dan Buitenzorg menjadi Bogor. Sementara itu, untuk mengawasi karya para seniman  agar tidak menyimpang dari tujuan  Jepang, maka  didirikanlah pusat  kebudayaan pada  tanggal  1 April 1943  di Jakarta, yang bernama Keimun Bunka Shidosho.
Jepang  yang mula-mula  disambut  dengan senang  hati,  kemudian  berubah menjadi  kebencian. Rakyat  bahkan   lebih  benci  pada  pemerintah Jepang daripada    pemerintah   Kolonial   Belanda.    Jepang    seringkali   bertindak sewenang-wenang. Seringkali rakyat yang tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan  disiksa. Kekejaman  itu dilakukan  oleh kempetai (polisi militer Jepang). Pada  masa  pendudukan Jepang  banyak  gadis  dan  perempuan  Indonesia yang ditipu oleh Jepang  dengan dalih untuk  bekerja  sebagai  perawat atau disekolahkan,  tetapi  ternyata  hanya dipaksa untuk  melayani para kompetai. Para gadis dan perempuan tersebut di sekap dalam kamp-kamp yang tertutup sebagai  wanita  penghibur. Kamp-kamp  tersebut dapat  ditemukan di Solo, Semarang,  Jakarta, dan Sumatera  Barat.
c. Pendidikan
Pada masa  pendudukan Jepang,  keadaan pendidikan  di Indonesia  semakin memburuk. Pendidikan  tingkat  dasar  hanya  satu,  yaitu  pendidikan  enam tahun.  Hal itu sebagai politik Jepang untuk memudahkan pengawasan. Para pelajar  wajib mempelajari  bahasa  Jepang.  Mereka  juga  harus  mempelajari adat  istiadat  Jepang  dan  lagu  kebangsaan Jepang,  Kimigayo,  serta  gerak badan   sebelum   pelajaran   dimulai.  Bahasa  Indonesia   digunakan  sebagai bahasa  pengantar di semua  sekolah  dan  dianggap sebagai  mata  pelajaran wajib.
Sementara  itu,  Perguruan   Tinggi  di  tutup   pada   tahun   1943.   Beberapa perguruan tinggi yang dibuka lagi adalah  Perguruan  Tinggi Kedokteran  (Ika Daigaku) di Jakarta dan Perguruan Tinggi Teknik (Kogyo Daigaku) di Bandung. Jepang  juga membuka akademi pamong praja (Konkoku Gakuin) di Jakarta, serta   Perguruan   Tinggi  Hewan   di  Bogor.  Pada  saat  itu,  perkembangan perguruan tinggi benar-benar mengalami  kemunduran.
Satu hal keuntungan pada masa Jepang adalah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa  pengantar. Melalui sekolah-sekolah itulah Jepang melakukan indoktrinisasi. Menurut  Jepang, pendidikan  kader-kader dibentuk  untuk memelopori  dan  melaksanakan konsepsi  kemakmuran Asia Raya. Namun, bagi bangsa  Indonesia  tugas  berat  itu merupakan persiapan  bagi pemuda- pemuda terpelajar  untuk mencapai  kemerdekaan.
Para pelajar juga dianjurkan  untuk   masuk  militer. Mereka  diajarkan  heiho atau  sebagai  pembantu prajurit.  Pemuda-pemuda juga  dianjurkan  masuk barisan  seinenden  dan  keibodan   (pembantu polisi). Mereka  dilatih  baris berbaris dan perang  meskipun  hanya bersenjatakan kayu. Dalam seinenden mereka dijadikan barisan pelopor atau suisintai. Barisan pelopor itu mendapat pelatihan  yang berat.  Latihan militer itu kelak sangat  berguna bagi bangsa kita.
d.   Birokrasi dan Militer
Dalam bidang  birokrasi, dengan dikeluarkannya  UU no. 27 tentang Aturan Pemerintah   Daerah  dan  UU No.28  tentang Aturan  Pemerintah   Syu  dan Tokubetshu Syi, maka berakhirlah pemerintahan sementara. Kedua aturan itu merupakan pelaksanaan struktur  pemerintahan dengan datangnya tenaga sipil dari Jepang  di Jawa.  Mereka  ditempatkan di Jawa  untuk  melakukan tujuan reorganisasi Jepang, yang menjadikan  Jawa sebagai pusat perbekalan perang  di wilayah selatan.
Sesuai  dengan  undang-undang  itu,  seluruh  kota  di  Jawa  dan  Madura, kecuali Solo dan  Yogyakarta,  dibagi  atas  syu,  syi, ken,  gun,  son,  dan  ku. Pembentukan  provinsi  yang  dilakukan   Belanda  diganti   dan   disesuaikan dengan struktur  Jepang,  daerah   pemerintahan yang  tertinggi,  yaitu  Syu. Meskipun luas wilayah Syu sebesar  karesidenan, namun  fungsinya berbeda. Apabila residen merupakan pembantu gubernur, maka Syu adalah pemerintah
otonomi dibawah shucokan yang berkedudukan sama dengan gubernur. Pada pendudukan Jepang
juga dibentuk Chou Sangi yang fungsinya tidak jauh berbeda dengan Volkstraad. Dalam Volkstraad masih dapat dilakukan kritik pemerintah dengan bebas. Sementara chou sangi tidak dapat melakukan hal itu.  Pada masa pendudukan Jepang,  rakyat Indonesia mendapatkan  banyak manfaat dalam bidang militer. Mereka mendapat kesempatan untuk berlatih militer. Mulai dari dasar-dasar militer, baris berbaris, latihan menggunakan senjata, hingga organisasi militer, dan latihan perang. Melalui propagandanya, Jepang berhasil membujuk penduduk untuk menghadapi sekutu. Karena
itulah mereka melatih menduduk dengan latihan-latihan militer. Bekas pasukan Peta itulah yang menjadi kekuatan inti Badan Keamanan Rakyat
(BKR), yang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sekarang dikenal
dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

B.                Janji kemerdekaan yang diberikan Jepang kepada Indonesia
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil merebut kedudukan penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju Jepang semakin terbuka. Jenderal Hedeki Tojo pun kemudian digantikan oleh Jenderal Jiniaki Kaiso sebagai perdana menteri. Angkatan udara Sekutu yang di Morotai pun mulai mengadakan pengeboman atas kedudukan Jepang di Indonesia. Rakyat mulai kehilangan kepercayaannya terhadap Jepang dalam melawan Sekutu.  Sementara itu Jenderal Kiniaki Kaiso memberikan janji kemerdekaan (September 1944). Sejak itulah Jepang memberikan izin kepada rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera  Jepang Hinomaru. Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Sejak itu pula Jepang mulai mengerahkan tenaga rakyat Indonesia untuk pertahanan. Mereka disiapkan untuk menghadapi musuh. Pada saat itu suasana kemerdekaan terasa semakin dekat. Selanjutnya, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Maret 1945. Badan itu dibentuk untuk menyelidiki dan mengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik, dan tatanan pemerintahan sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan itu diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, R.P Suroso sebagai wakil ketua merangkap kepala Tata Usaha dan seorang Jepang sebagai wakilnya TUsaha, yaitu Masuda Toyohiko dan Mr. R. M. Abdul Gafar Pringgodigdo. Semua anggotanya terdiri dari 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia, ditambah tujuh orang Jepang yang tidak punya suara.
Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap, tahap pertama berlangsung pada 28 Mei
1945 sampai 1 Juni 1945. Sidang pertama tersebut dilakukan di Gedung Chou Shangi In di Jakarta yang sekarang  dikenal sebagai  Gedung  Pancasila. Pada masa penjajahan Belanda gedung ini digunakan sebagai  gedung Volksraad. Meskipun badan  itu dibentuk  oleh pemerintah militer Jepang,  jalannya persidangan baik wakil ketua  maupun anggota istimewa  dari kebangsaan Jepang  tidak  pernah  terlibat  dalam  pembicaraan persiapan  kemerdekaan. Semua hal yang berkaitan  dengan masalah-masalah kemerdekaan Indonesia merupakan urusan pemimpin dan anggota dari Indonesia.
Pada   pidato   sidang   BPUPKI,Radjiman menyampaikan  pokok   persoalan mengenai  Dasar   Negara   Indonesia   yang   akan   dibentuk.    Pada   sidang tahap  kedua  yang berlangsung dari tanggal  10-11  Juni 1945,  dibahas  dan dirumuskan   tentang  Undang-Undang Dasar.  Dalam  kata  pembukaannya Rajiman Wedyodiningrat meminta  pandangan kepada  para  anggota mengenai dasar negara  Indonesia. Orang-orang yang membahas mengenai dasar negara  adalah Muhammad Yamin, Supomo,  dan Sukarno.
Dalam sidang  pertama, Sukarno  mendapat kesempatan berbicara  dua  kali, yaitu tanggal  31 Mei dan 1 Juni 1945. Namun pada saat itu, seperti apa yang disampaikan  oleh Radjiman, selama dua hari berlangsung rapat,  belum ada yang menyampaikan pidato tentang dasar negara.  Menanggapi hal itu, pada tanggal  1 Juni pukul 11.00  WIB, Sukarno menyampaikan pidato pentingnya. Pada saat itu, Gedung Chuo Shangi In mendapat penjagaan ketat dari tentara Jepang.  Sidang  saat  itu  dinyatakan  tertutup, hanya  beberapa   wartawan dan orang teertentu yang diizinkan masuk. Dalam pidatonya,  Sukarno mengusulkan dasar-dasar negara. Pada mulanya Sukarno mengusulkan Panca Dharma. Nama Panca Dharma dianggap tidak tepat, karena  Dharma berarti kewajiban,  sedangkan yang dimaksudkan adalah  dasar.  Sukarno  kemudian meminta  saran pada seorang  teman,  yaitu Muh. Yamin yang merupakan ahli bahasa,  selanjutnya  dinamakan Pancasila. Sila artinya azas atau  dasar,  dan di atas kelima dasar itu didirikan Negara Indonesia, supaya kekal dan abadi.
Pidato Sukarno itu mendapat sambutan sangat  meriah, tepukan tangan para peserta, suatu  sambutan yang  belum  pernah   terjadi  selama  persidangan BPUPKI. Para  wartawan  mencatat  sambutan  yang   diucapkan   Sukarno itu dengan cermat.  Cindy Adam, penulis buku autobiografi  Sukarno, menceritakan bahwa  ketika ia diasingkan  di Ende, Flores (saat  ini menjadi Propinsi Nusa Tenggara Timur) pada tahun  1934-1937, Sukarno sering merenung tentang dasar negara  Indonesia Merdeka, di bawah  pohon  sukun.
Pada  kesempatan  tersebut  Ir.  Sukarno   juga  menjadi   pembicara   kedua. Ia mengemukakan tentang lima dasar  negara.  Lima dasar  itu adalah    (1) Kebangsaan   Indonesia,  (2) Internasionalisme   atau   Peri Kemanusiaan,   (3) Mufakat atau Demokrasi, (4) Kesejahteraan Sosial, (5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Pidato itu kemudian  dikenal dengan Pancasila .
Sementara itu Muh.Yamin dalam  pidatonya  juga mengemukakan Azas dan Dasar  Negara  Kebangsaan   Republik Indonesia.    Menurut  Yamin ada  lima azas, yaitu ( 1) Peri Kebangsaan, (2) Peri Kemanusian, (3) Peri Ketuhanan, (4) Peri Kerakyatan, dan (5) Kesejahteraan rakyat.
Selanjutnya,  sebelum  sidang  pertama berakhir   BPUPKI membentuk panitia kecil yang  terdiri  dari  sembilan  orang.  Pembentukan panitia  sembilan  itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan maksud didirikannya Negara Indonesia.  Panitia  kecil itu  terdiri  atas,  Ir. Sukarno,  Drs Muh.  Yamin,  Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan  Abikusno Cokrosuyoso.  Panitia kecil itu menghasilkan rumusan   yang  menggambarkan maksud  dan  tujuan  Indonesia  Merdeka. Kemudian  disusunlah  rumusan  bersama  dasar  negara  Indonesia  Merdeka yang kita kenal dengan Piagam Jakarta.

C.                Terbentuknya PPKI
BPUKPI  kemudian   dibubarkan setelah  tugas-tugasnya selesai.  Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus
1945.  Badan itu beranggotakan  21 orang,  yang terdiri dari 12 orang  wakil dari  Jawa,  tiga  orang  wakil dari  Sumatera,   dan  dua  orang  dari  Sulawesi dan  masing-masing satu  orang  dari Kalimantan,  Sunda  Kecil, Maluku,  dan golongan  penduduk  Cina,  ditambah  enam   orang   tanpa   izin  dari  pihak Jepang.  Panitia inilah yang kemudian  mengesahkan Piagam Jakarta sebagai pendahuluan dalam  pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,  18 Agustus 1945.
D.               Jepang kalah dari sekutu
Bom atom  yang diledakkan  di dua kota di Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki  menyebabkan ratusan  ribu penduduk Jepang  meninggal   dunia  dan  ratusan   ribu  lainnya  mengalami kecacatan. Kerugian  material  tidak  terhitung jumlahnya.  Bahkan  sampai sekarang  dampak  terjadinya bom atom masih dirasakan masyarakat  Jepang. Kerusakan dan dampak korban yang sangat mengerikan tersebut mendorong masyarakat  dunia sepakat  untuk tidak menggunakan senjata tersebut dalam berbagai  peperangan. Dua bom atom  tersebut telah meluluhlantakkan kota Hiroshima  dan  Nagasaki.  Coba  kamu  bayangkan bagaimana  seandainya ada 1000  bom atom  yang diledakkan?  Dapat dipastikan bahwa  akan terjadi kiamat, karena semua makhluk di dunia meninggal  dunia. Siapa yang menjatuhkan kedua bom atom tersebut? Amerika Serikat yang menjatuhkan kedua  bom  atom  pada  dua  kota  di Jepang  pada  tanggal  6 dan  9 Agustus 1945.
Mengapa Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang?  Perang Dunia II yang berkecamuk  sejak tahun  1939  telah menyebabkan kedua  kelompok yakni Sekutu dan negara-negara fasis saling menyerang dengan menggunakan senjata pemusnah dan  kerusakan  massal. Korban dan kerugian kedua belah pihak  tidak  terhitung jumlahnya.  Jutaan  manusia  meninggal  dunia  akibat Perang Dunia II tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah masyarakat  sipil yang bukan merupakan tentara perang.
Keinginan Amerika untuk segera menghancurkan kekuatan Jepang dilakukan dengan mengirimkan  pesawat pembawa bom atom. Pada tanggal  6 Agustus
1945,  bom  atom  pertama diledakkan  di kota  Hirosihma,  sementara pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom diledakan di kota Nagasaki. Digambarkan oleh  masyarakat   yang  selamat   di  kedua   kota  tersebut,  bahwa   ledakan bom  atom  seperti  gunung api yang jatuh  ke bumi.  Tiba-tiba langit  terang seperti ada  kilat, disusul berbagai  benda  berhamburan terbang. Bersamaan itu berbagai  makhluk  hidup  meregang nyawa,  kehilangan  anggota badan, bahkan  hancur berkeping-keping. Dua kota Jepang luluh lantak.
Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki memukul perasaan bangsa Jepang. Mereka  tidak  dapat   menutup mata,   bahwa   Sekutu  lebih  unggul   dalam persenjataan. Apabila perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur. Akhirnya Jepang  memutuskan untuk  mengakhiri  perang  dunia  dengan  melakukan penyerahan kepada  Sekutu tanpa  syarat. Penyerahan  Jepang kepada  Sekutu pada  tanggal  15  Agustus  1945  inilah yang  menandai berakhirnya  Perang Dunia (PD)  II. Sebenarnya  tanda-tanda kekalahan  Jepang  dalam PD II sudah terlihat sejak tahun  1943  dengan berhasil direbutnya  beberapa wilayah oleh Sekutu.  Pengeboman Hiroshima  dan  Nagasaki  merupakan faktor  pemicu Jepang harus menyerah.
Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada saat Jepang kalah dengan Sekutu? Sejak semakin terjepit dalam kekalahan, Jepang terpaksa  memberi janji kemerdekaan kepada  bangsa  Indonesia.  Komando  Tentara Jepang  wilayah Selatan,   pada  bulan Juli 1945  menyepakati dan memberikan  kemerdekaan Indonesia tanggal  7 September  1945.
Pada tanggal  7 Agustus  1945,  Jenderal  Terauchi menyetujui  pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau  Panitia Persiapan  Kemerdekaan Indonesia  (PPKI) yang tugasnya  melanjutkan  pekerjaan  BPUPKI yang diketuai oleh Ir. Sukarno dengan wakil Drs. Moh. Hatta.
Panitia persiapan atau PPKI itu beranggotakan 21 orang dan semuanya orang
Indonesia yang berasal dari berbagai  daerah.
Jawa                                                            12 wakil
WakilSumatra                                            3 wakil
Sulawesi                                                     2 wakil
Wakil Kalimantan                                      1 wakil
Wakil Sunda Kecil                                     1 wakil
Wakil Maluku                                             1 wakil
Wakil dan golongan penduduk Cina                                                     1 wakil

Jenderal  Terauchi pada  tanggal  9 Agustus  1945  memanggil  Sukarno,  Moh. Hatta,  dan  Rajiman Wedyodiningrat untuk  pergi  ke Dalat, Saigon.  Saigon adalah  salah  satu  pusat  tentara Jepang.  Pada  tanggal  12  Agustus  1945, Jenderal  Terauchi mengucapkan selamat  kepada  Sukarno  dan  Moh.  Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI. Kemudian Terauchi menegaskan bahwa Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada  bangsa  Indonesia. Sukarno, Moh.  Hatta,  dan  Rajiman Wedyodiningrat pulang  kembali ke Jakarta  pada tanggal  14 Agustus.

Pada masa-masa inilah terjadi peristiwa yang dramatis  di wilayah Indonesia. Walaupun  alat komunikasi pada masa tersebut dikuasai Jepang, namun  para tokoh perjuangan berhasil mengakses berbagai  informasi dunia dengan berbagai  cara. Radio sebagai  alat yang paling berperan pada  masa tersebut telah  disegel  oleh  Jepang.   Siaran  radio  sudah   lama  menjadi  kekuasaan Jepang,  untuk  menerima  siaran radio luar negeri pun masyarakat  Indonesia tidak diizinkan. Hal ini disebabkan oleh ketakutan Jepang  apabila   bangsa Indonesia  mengetahui perkembangan perang   yang  menunjukkan Jepang semakin terjepit. Namun,  para tokoh  pergerakan tidak kurang  akal. Mereka berhasil  menyembunyikan beberapa  radio  gelap  yang  dapat   digunakan untuk mendengarkan berbagai  siaran radio luar negeri seperti BBC London.
E.                Proses penculikan yang terjadi terhadap soekarno-hatta
Hari-hari menjelang  tanggal  15 Agustus 1945 merupakan hari yang menegangkan  bagi  bangsa   Jepang   dan  bangsa   Indonesia.  Bagi  bangsa Jepang,  tanggal  tersebut merupakan titik akhir nyali mereka  dalam melanjutkan   PD II.  Menyerah  kepada   Sekutu  adalah  pilihan  yang  sangat pahit tetapi  harus dilakukan. Bagi bangsa  Indonesia, tanggal  tersebut justru menjadi  kesempatan baik  untuk  mempercepat  proklamasi  kemerdekaan. Inilah yang  menjadi  pemikiran  utama   para  pemuda atau   sering  disebut Golongan  Muda kaum pergerakan Indonesia. Para pemuda berpikir, bahwa menyerahnya Jepang  kepada  Sekutu,  berarti  di Indonesia  sedang  kosong kekuasaan. Proklamasi dipercepat adalah pilihan yang tepat.
Para  pejuang   terutama kaum  muda  yang  melancarkan gerakan   “bawah tanah” segera   mengetahui  berita  penyerahan  Jepang   itu.  Para  pemuda mendesak para tokoh senior untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.  Sutan Syahrir yang merupakan tokoh  pemuda telah mengetahui berita penyerahan Jepang kepada  Sekutu dari siaran radio. Oleh karena itu, ia segera menemui  Moh. Hatta di kediamanya. Syahrir mendesak agar Sukarno dan Moh. Hatta segera memerdekakan Indonesia. Namun, ternyata  Sukarno dan Moh. Hatta belum bersedia,  mereka  akan  mengonfirmasi terlebih dulu mengenai kebenaran berita tersebut.
Mengapa Sukarno  dan  Hatta  menolak  segera  memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?  Sebagai  tokoh-tokoh yang  demokratis,  tahu  hak dan kewajiban selaku pemimpin, kedua tokoh itu berpendapat bahwa  untuk memproklamasikan  Kemerdekaan   Indonesia,   perlu   dibicarakan   dengan PPKI agar  tidak  menyimpang dari  ketentuan. Akan  tetapi,   para  pemuda berpendapat bahwa  proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan bangsa  sendiri, bukan oleh PPKI. Menurut  para pemuda, PPKI itu buatan Jepang.
Hari Rabu tanggal  15 Agustus 1945  sekitar pukul 22.00  WIB, para pemuda yang  dipimpin  Wikana,  Sukarni,  dan  Darwis datang di rumah  Sukarno  di Pegangsaan Timur No. 56  Jakarta.  Wikana  dan  Darwis memaksa  Sukarno untuk  memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar  proklamasi  dilaksanakan   paling  lambat   tanggal   16  Agustus  1945. Sukarno marah,  sambil menunjuk  lehernya ia berkata,  “Ini goroklah leherku, saudara   boleh  membunuh saya  sekarang   juga.  Saya  tidak  bisa  melepas tanggung jawab  saya sebagai  ketua  PPKI,  karena  itu akan  saya tanyakan kepada  wakil-wakil PPKI besok”. Ketegangan terjadi di rumah  Sukarno. Hal ini juga disaksikan antara lain oleh Moh. Hatta, dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, dan lwa Kusumasumantri.
Para  pemuda gagal  memaksa   Sukarno  dan  golongan tua  untuk  segera memproklamasikan kemerdekaan.  Para  pemuda malam  itu  sekitar  pukul 24.00   tanggal  15 Agustus  mengadakan pertemuan di Jl Cikini 71 Jakarta. Para pemuda yang hadir,  antara  lain Sukarni, Yusuf Kunto,  Chaerul  Saleh, dan Shodanco  Singgih. Mereka sepakat  untuk membawa Sukarno dan Moh. Hatta ke luar kota. Tujuannya, agar kedua tokoh ini jauh dari pengaruh Jepang dan bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda juga sepakat  menunjuk  Shodanco  Singgih untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk melaksanakan tugas,  Singgih mendapat pinjaman  beberapa perlengkapan dari  markas  Peta  di Jaga  Monyet.  Waktu  itu  yang  piket  di markas Peta adalah Latif Hendraningrat. Singgih disertai pengemudi, Sampun dan  penembak mahir Sutrisno bersama  Sukarni, Wikana, dan  dr. Muwardi menuju   ke  rumah   Moh.Hatta.  Singgih  secara   singkat   minta   kesediaan Moh.  Hatta  untuk  ikut ke luar kota.  Moh.  Hatta  menuruti  kehendak para pemuda itu.  Rombongan   kemudian   menuju  ke  rumah  Sukarno.  Tiba  di rumah  Sukarno,  Singgih meminta  agar Sukarno ikut pergi ke luar kota saat itu juga.  Sukarno  setuju,  asal Fatmawati,  Guntur  (waktu  itu berusia  sekitar delapan  bulan) dan Moh. Hatta ikut serta. Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00  pagi  rombongan Sukarno,  Moh.  Hatta,  dan  para  pemuda menuju Rengasdengklok.
Dipilih daerah Kawedanan Rengasdengklok, karena daerah itu terpencil yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang. Selain itu, juga ada hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta  dan  Daidan Jakarta,  sehingga  dari segi keamanan terjamin. Pagi hari rombongan Sukarno sampai di Rengasdengklok. Mereka diterima  oleh Shodanco  Subeno  dan  Affan. Mereka  ditempatkan di rumah Kie Song yang simpati pada perjuangan bangsa  Indonesia.
Sehari di Rengasdengklok, ternyata  gagal memaksa  Sukarno untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Namun,  ada  gelagat  yang ditangkap oleh Singgih bahwa  Sukarno bersedia memproklamasikan  kemerdekaan   Indonesia    kalau   sudah    kembali   ke Jakarta.  Melihat  tanda-tanda bahwa  Sukarno  bersedia  memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,  maka  sekitar  pukul  10.00  bendera Merah  Putih dikibarkan di halaman  Kawedanan Rengasdengklok.
Jakarta  berada   dalam  keadaan tegang karena  tanggal   16  Agustus  1945 seharusnya   diadakan   pertemuan  PPKI, tetapi   Sukarno   dan   Moh.  Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera  mencari kedua  tokoh  tersebut. Akhirnya setelah  terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan  dan diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30  WIB untuk  menjemput Sukarno   dan   rombongan.  Kecurigaan   pun   menyelimuti   perasaan  para pemuda yang  bertemu dengan Ahmad  Subarjo.  Akhirnya Ahmad  Subarjo memberikan jaminan. Apabila besok (tanggal 17 Agustus) paling lambat pukul 12.00,  belum  ada  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,  taruhannya nyawa Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, maka Shodanco  Subeno mewakili para pemuda mengizinkan  Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, dan rombongan kembali ke  Jakarta.  Petang  itu  juga  Sukarno  dan  rombongan kembali  ke  Jakarta. Dengan demikian berakhirlah  peristiwa Rengasdengklok.
F.                 Perumusan teks proklamasi hingga pagi
Rombongan kemudian menuju kediaman Nishimura di Jakarta. Kepada Nishimura, Sukarno menyampaikan rencana rapat persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Nishimura menolak memberi bantuan dengan  alasan sudah mendapat perintah dari pihak Serikat untuk tidak
mengubah status dan keadaan di Indonesia. Dengan jawaban tersebut Sukarno berkesimpulan bahwa tidak mungkin lagi mengharap bantuan Jepang. Rombongan Sukarno segera kembali ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Para tokohtokoh nasionalis berkumpul di rumah Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, hadir para anggota PPKI, para pemimpin pemuda, para pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada di Jakarta. Mereka berjumlah 40 - 50 orang. Rumah Laksamana Maeda itu dianggap aman dari kemungkinan gangguan yang sewenang-wenang dari anggota-anggota Rikugun (Angkatan Darat Jepang/Kampeitai) yang hendak menggagalkan usaha bangsa    Indonesia   untuk   mengumumkan  Proklamasi   Kemerdekaannya. Oleh karena Laksamana Maeda adalah Kepala Perwakilan Kaigun, maka rumahnya  merupakan extra-territorial, yang harus  dihormati  oleh Rikugun. Selain itu, Laksamana Maeda sendiri memiliki hubungan yang akrab dengan para   pemimpin   bangsa   Indonesia,   dan   Maeda   juga  simpatik  terhadap gerakan   kemerdekaan  Indonesia,  maka  rumah   beliau  direlakan  menjadi tempat pertemuan para  pemimpin  bangsa  Indonesia  untuk  berunding dan merumuskan naskah/teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Setelah   tiba  di  Jl.  Imam  Bonjol  No.  1,  lalu  Sukarno   dan   Moh.   Hatta diantarkan Laksamana  Maeda  menemui  Gunseikan  Mayor Jenderal  Hoichi Yamamoto  (Kepala Pemerintahan Militer Jepang).  Akan  tetapi  Gunseikan menolak  menerima  Sukarno-Hatta pada  tengah malam.  Dengan  ditemani oleh  Maeda,  Shigetada   Nishijima dan  Tomegoro Yoshizumi serta  Miyoshi sebagai  penterjemah, mereka  pergi  menemui   Somubuco Mayor  Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur/Kepala Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang),  dengan maksud  untuk  menjajaki  sikapnya  terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada pertemuan tersebut tidak dicapai  kata  sepakat  antara  Sukarno-Hatta di  satu  pihak  dengan  Nishimura  di  lain  pihak.  Di satu  pihak  Sukarno- Hatta   bertekad  untuk   melangsungkan  rapat   PPKI yang  pada   pagi  hari tanggal  16 Agustus  1945  itu tidak jadi diadakan  karena  mereka  dibawa  ke Rengasdengklok. Mereka  menekankan kepada  Nishimura bahwa  Jenderal Besar  Terauchi  telah  menyerahkan pelaksanaan  Proklamasi  Kemerdekaan Indonesia kepada  PPKI. Di lain pihak Nishimura menegaskan garis kebijakan Panglima  Tentara  ke-XVI di  Jawa,  bahwa   dengan  menyerahnya Jepang kepada  Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.
Berdasarkan   garis  kebijaksanaan  itu,  Nishimura  melarang   Sukarno-Hatta untuk   mengadakan  rapat   PPKI dalam   rangka   pelaksanaan  Proklamasi Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada  kesimpulan  bahwa  tidak ada gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan pihak Jepang.  Mereka  hanya  berharap pihak  Jepang  supaya  tidak  menghalang- halangi pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.
Setelah pertemuan itu, Sukarno dan Hatta kembali ke rumah Maeda. Setelah berbicara sebentar dengan Sukarno, Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo, Laksamana  Maeda  minta  diri untuk  beristirahat  dan  mempersilakan para pemimpin  Indonesia  berunding sampai  puas  di rumahnya.  Di ruang  makan Maeda,  dirumuskanlah  naskah  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.  Ketika peristiwa  itu berlangsung Maeda  tidak hadir,  tetapi  Miyoshi sebagai  orang kepercayaan Nishimura bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Sukarno,   Hatta,    dan   Ahmad   Subarjo   membahas   perumusan  naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sukarno  pertama kali menuliskan  kata  pernyataan “Proklamasi”.  Sukarno kemudian  bertanya  kepada   Moh.  Hatta  dan  Ahmad  Subarjo.“Bagaimana bunyi rancangan pada  draf  pembukaan UUD? Kedua  orang  yang  ditanya pun  tidak  ingat  persis.  Ahmad  Subarjo  kemudian  menyampaikan  kalimat “Kami bangsa  Indonesia  dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Moh.  Hatta  menambahkan kalimat:  “Hal-hal  yang  mengenai pemindahan kekuasaan dan  lain-lain diselenggarakan dengan cara  saksama  dan  dalam tempoh yang  sesingkat-singkatnya”. Sukarno  menuliskan,  “Jakarta,  17-8-’05 Wakil-wakil bangsa  Indonesia”,  sebagai penutup.
Pukul  04.00  WIB dini  hari,  Sukarno  minta  persetujuan dan  minta  tanda tangan kepada  semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa  Indonesia. Para pemuda menolak  dengan alasan sebagian  yang hadir banyak yang menjadi kolaborator  Jepang.   Sukarni  mengusulkan  agar   teks   proklamasi   cukup ditandatangani dua orang tokoh,  yakni Sukarno dan Moh. Hatta, atas nama bangsa  Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan  beberapa perubahan yang telah  disetujui, maka  konsep  itu kemudian  diserahkan  kepada  Sayuti Melik untuk diketik.
G.               Pembacaan proklamasi
Pada pukul 5 pagi tanggal  17 Agustus  1945,  para  pemimpin  dan  pemuda keluar dari rumah  Laksamana  Maeda  dengan diliputi kebanggaan. Mereka telah sepakat  untuk  memproklamasikan kemerdekaan di rumah  Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56  pada  pukul  10  pagi.  Sebelum  pulang,  Moh. Hatta berpesan kepada  B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan menyiarkannya  ke seluruh dunia.
Sementara itu,  para  pemuda tidak  langsung   pulang,   mereka  melakukan kegiatan-kegiatan untuk  penyelenggaraan pembacaan naskah  Proklamasi. Masing-masing  kelompok  pemuda mengirim  kurir untuk  memberitahukan kepada  masyarakat  bahwa saat Proklamasi telah tiba. Semua alat komunikasi digunakan untuk  penyambutan Proklamasi.  Pamflet,  pengeras suara,  dan mobil-mobil dikerahkan  ke segenap penjuru kota.
Tanpa diduga,  pada  hari itu barisan pemuda berbondong-bondong menuju Lapangan  Ikada. Para pemuda datang ke tempat itu, karena  informasi yang disampaikan  dari mulut  ke mulut  bahwa  Proklamasi akan  diselenggarakan di Lapangan  Ikada. Rupanya Jepang  telah  mencium  kegiatan  para  pemuda malam   itu,   sehingga   mereka   berusaha  untuk   menghalang-halanginya. Lapangan  Ikada telah dijaga oleh Pasukan Jepang  yang bersenjata lengkap. Ternyata Proklamasi tidak diselenggarakan di Lapangan  Ikada, melainkan  di Pegangsaan Timur No. 56.
Pada pagi hari itu juga, rumah Sukarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk menjaga  keamanan upacara  pembacaan Proklamasi, dr. Muwardi  meminta Latief  Hendraningrat  beserta    beberapa  anak   buahnya    untuk   berjaga- jaga  di sekitar  rumah  Sukarno.  Sementara itu,  Walikota  Jakarta,    Suwiryo memerintahkan kepada  Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan  seperti  mikrofon.  Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada  S. Suhud  untuk  menyiapkan  tiang  bendera. S. Suhud  mendapatkan bendera Merah  Putih dari Ibu Fatmawati.  Bendera  dijahit Ibu Fatmawati  sendiri dan ukurannya  sangat  besar  (tidak standar).  Bendera  Merah  Putih yang  dijahit Fatmawati  dikenal  dengan bendera pusaka.  Sejak tahun   1969  tidak  lagi dikibarkan dan diganti dengan bendera duplikat.
Sejak  pagi  hari,  sudah  banyak  orang  berdatangan di  rumah  Sukarno  di Jl. Pegangsaan Timur No. 56.  Tokoh-tokoh  yang  sudah  hadir,  antara  lain Mr. A. A. Maramis,  dr. Buntaran  Martoatmojo, Mr. Latuharhary,  Abikusno Cokrosuyoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro, Sam Ratulangie, Sartono,  Sayuti Melik, Pandu  Kartawiguna,   M.  Tabrani, dr.  Muwardi,  Ny. SK. Trimurti, dan  AG. Pringgodigdo.  Diperkirakan yang hadir pada  pagi itu seluruhnya ada 1.000  orang.
Acara yang direncanakan pada upacara  bersejarah  itu adalah; pertama pembacaan teks proklamasi;  kedua,  pengibaran bendera Merah  Putih; dan ketiga,  sambutan walikota  Suwiryo dan  dr.  Muwardi  dari keamanan. Hari Jumat  Legi, tepat   pukul  10.00  WIB, Sukarno  dan  Moh.  Hatta  keluar  ke serambi  depan,  diikuti oleh Ibu Fatmawati.  Sukarno  dan  Moh.  Hatta  maju beberapa langkah.  Sukarno  mendekati mikrofon  untuk  membacakan teks proklamasi.
Acara berikutnya  adalah  pengibaran bendera Merah  Putih yang  dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para hadirin secara spontan menyanyikan  lagu Indonesia Raya tanpa  ada yang memimpin.
Setelah itu, Suwiryo memberikan  sambutan dan kemudian  disusul sambutan dr.  Muwardi.  Sekitar  pukul  11.00   WIB, upacara   telah  selesai.  Kemudian dr. Muwardi  menunjuk  beberapa anggota Barisan Pelopor  untuk  menjaga keselamatan Sukarno dan Moh. Hatta.
  1. Makna proklamasi Indonesia
1.       Sebagai puncak perjuangan bangsa indonesia.
2.       Menjadi pernyataan de facto.
3.       Menaikkan martabat bangsa.
4.       Dapat memulai perjuangan sebagai negara baru.
5.       Tonggak sejarah negara indonesia.

 



BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proklamasi kemerdekaan tidak didapatkan dengan kemudahan atau pemberian dari negara penjajah, justru melalui berbagai perjuangan dan berbagai pengorbanan ribuan juta jiwa rakyat Indonesia. Jadi sebagai rakyat yang hidup di negara merdeka seperti sekarang ini patutlah kita untuk menghargai jasa para pahlawan serta mempertahankannya.
  1. Saran
Semoga dengan mempelajari kompetensi ini pelajar indonesia lebih baik lagi dalam mengambil  keputusan. Sebaiknya kita sebagai Pelajar menjadikan sejarah dimasa lalu untuk patokan dalam mengambil keputusan di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Buku Paket BSE sejarah Semester 2 diproduksi oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI